Pagi yang riuh di rumah, anak-anak sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah, kakak sedang bersiap menata buku-buku yang harus di bawa untuk persiapan hari pertama back to school, sedari malam sudah mempersiapkan masker, handsanitizer untuk peralatan prokes. Sedangkan si adek sudah heboh mau berangkat ke sekolah, ketika ditanya mau ngapain ke sekolah? Jawabnya sederhana main katanya, tentu hal yang wajar karena masih kelas TK B. wajah –wajah penuh semangat dan kegembiraan di hari pertama masuk sekolah setelah hamper dua tahun pembelajaran daring. Hal yang menarik dari back to school bagi orang tua ‘mungkin’ dalam hati menggumam…Alhamdulillah anak mulai masuk akan ada bapak ibu guru yang mendampingi belajar anak-anak di sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana ‘kesibukan’ orangtua ketika anak-anak belajar daring dari rumah, orangtua dengan berbagai kesibukan dan rutinitas kerja menjadi sangat jeli dalam mengatur waktu membagi peran dengan penyelesaian tuntutan pekerjaan, dan meluangkan waktu dalam pendampingan selama pembelajaran daring dari rumah, dan bisa dibayangkan juga bagaimana anak-anak ketika diajari orangtua lebih banyak perdebatan dari pada penerimaan ya karena mereka lebih percaya dengan apa yang disampaikan guru anak-anak.
Back to Schooladalah momen bagi orang tua, peserta didik, dan sekolah, sebagai orang tua tentu kami sangat senang anak-anak bisa kembali ke sekolah, mereka akan mendapatkan pendidikan terbaik dari sekolah, orang tua menjadi mitra bagi sekolah atas tugas dan tanggunjawab dalam mendidik anak-anak, tak jarang dalam rapat persiapan PTM (pembelajaran Tatap Muka) ada orangtua yang berharap sekolah bisa full dalam pembelajaran daring dengan dalih kesibukan mereka (kedua nya bekerja sehingga pendampingan belajar menjadi ‘beban’), tentu harapan ini tidak mudah bagi sekolah Karen PTM sifatnya masih uji coba dan dengan harapan pandemik segera berlalu sehingga sekolah bisa memenuhi harapan orangtua.
Hasil diskusi dengan beberapa siswa yang sudah melaksankan PTM terkait dengan apa yang dlakukan di sekolah beberapa siswa menjawab mereka mengikuti pelajaran tatap muka dengan 50% siswa dan 2 pelajaran yang disajikan di sekolah padahal pada kondisi normal bisa sampai 4-5 mata pelajaran, selain itu apa yang kita pikirkan terkait uporia back to school bahwa mereka akan melepas rindu dengan teman-teman mereka tentu dengan obrolan-obrolan tentang apa yg dilakukan di rumah, ngapain saja?, ternyata obrolan mereka di waktu istirahat terkait dengan mata pelajaran yang disajikan hari itu, sungguh luar biasa.
PTM bagi sekolah tidaklah mudah beberapa sekolah harus mengusulkan kesiapan dalam pelaksanaan PTM, sekolah penyelenggara PTM harus memenuhi beberapa persyaratan untuk penyelenggaraan PTM terkait kesiapan prokes, penataan kelas, pemenuhan jumlah 50% tatap muka, dan tentu terkait penjadwalan dan lain sebagainya.
Berbagai fenomena dan aktivitas dalam pelaksanaan PTM baik dari aspek orang tua, siswa dan sekolah. Hal menarik yang dapat dipetik dari kegiatan back to school dari apa yang diamati penulis bahwa anak-anak tetap memiliki keinginan dan motivasi belajar yang tinggi dalam mengikuti PTM, bagi orangtua tentu ingin putra putrinya mendapatkan pendidikan terbaik yang semestinya. Bagi sekolah tentu perlu bersiap diri dalam mempersiapkan dan memnuhi persyaratan penyelenggaraan PTM. Penulis berharap pandemi segera berlalu sehingga proses pembelajaran bisa berjalan seperti sediakala meskipun dengan penyesuaian dan adaptasi baru dengan tetap menjalankan protocol kesehatan. (Pernah diterbitkan di bulletin PKPPA LPPM Universitas PGRI Semarang)