Sambutan Ibu Widyastuti Renaningsih S.H. dalam pembukaan Musyda ‘Aisyiyah
Periode Muktmar ke 48
Semarang, 20 Mei 2023
Musyawarah Daerah (Musyda) ‘Aisyiyah periode Muktamar ke 48 diselenggarakan di GKB (Gedung Kuliah Bersama) lantai 4 Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) di Kedungmundu Tembalang Kota Semarang. Perhelatan Musyawarah Daerah ‘Aisyiyah periode Muktamar ke 48 ini dilaksanan selama 2 (dua) hari pada tanggal 20 -21 Mei 2023.
Ibu Hj. Widyastuti Renaningsih S.H. adalah Ibu Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah periode 2010-2015 dan dipilih kembali untuk periode 2015-2022. Beliau diberi amanah menjadi Ketua ‘Aisyiyah dua periode, maka tidak dapat dipilih kembali menjadi ketua ‘Aisyiyah periode berikutnya, namun masih bisa memegang peran penting di Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah apabila diberi amanah. Sebelum mengakhiri masa jabatannya, pada hari Pertama Musyda Sabtu tanggal 20 Mei 2023, saat Pembukaan Musyawarah Daerah /Musyda ‘Aisyiyah di dalam Pidato Iftitahnya beliau menyampaikan beberapa hal yaitu;
1. Mengutip dari sejarawan Taufiq Abdullah, tentang mengapa persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mampu bertahan dan eksis sampai usia lebih dari satu abad, tidak lapuk oleh waktu, tidak pudar oleh jaman? Hasil penelitiannya adalah; Karena individu-individu, insan-insan yang ada di dalam persyarikatan tersebut memiliki satu visi yang kental yaitu: Mardhotillah fii sabiilillah (Hanya mengharap ridho Allah)
2. Kiprah nyata dari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah kota Semarang yang dapat dirasakan oleh masyarkat antara lain adalah Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Semarang memiliki;
a. Bidang Pendidikan; 52 TK ABA (‘Aisyiyah Bustanul Athfal), 24 KB (Kelompok Bermain), 3 TPA (Taman Penitipan Anak), juga ada pendidikan non formal lainnya.
b. Bidang Kesejahteraan Sosial; 2 Panti Asuhan Putri dan 1 Wisma Lansia.
c. Bidang kesehatan, tabligh, ekonomi, hukum dan HAM, Kaderisasi dan juga lintas lembaga dan Majelis.
3. Keberhasilan yang dicapai bukan berarti tanpa tantangan. Tantangan dakwah ‘Aisyiyah semakin komplek dalam kehidupan kemasyarakatan, keummatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal. Dengan kondisi yang semakin komplek tersebut maka penting bagi ‘Aisyiyah untuk merefleksikan posisi dan perannya sebagai dakwah perempuan muslim yang berkemajuan dengan mempersiapkan pemikiran dan agenda strategis organisasi. Untuk itu maka diperlukan pemimpin yang mampu/cerdas, mau / punya waktu dan benar/lurus.
Pidato Iftitah ditutup dengan mengajak kader-kader ‘Aisyiyah segera beradaptasi dengan kemajuan tehnologi dan mengembangkan wawasan serta pemikiran yang luas agar dapat memainkan peran strategi organisasi dalam kehidupan ummat. Ibu Widyastuti Renaningsih yang akrap dipanggi Ibu Wiwik diakhir masa jabatannya juga menyampaikan spirit Al- Qur’an, surat Al- Hasr: 18 bahwa, “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”.
[Indah Lppa]